brand fashion

6 Cerita Menarik di Balik Brand Fashion Terkenal di Dunia

6 Cerita Menarik di Balik Brand Fashion Terkenal di Dunia – Suka belanja barang bermerek? Kami yakin sepersekian persen teman-teman di luar sana PASTI gemar melakukannya. Selain bisa memuaskan ‘dahaga’, belanja barang bermerek biasanya membuat kelas kita naik satu level di mata orang-orang.

Pasalnya, baik kuantitas dan kualitas barang bermerek sesuai dengan harganya yang selalu memiliki deretan panjang angka nol. Biasanya orang-orang yang bisa melakukannya, hanya dari kalangan jetset saja.

Sayang, banyak orang yang beranggapan kalau belanja barang bermerek selalu dikaitkan dengan sifat hedonisme. Sebenarnya belanja barang bermerek sah-sah saja selama kita bisa membatasi diri. Yang jadi masalah kalau kita sudah kecanduan. Ini dia yang membuat paradigma belanja barang bermerek menjadi kegiatan negatif.

Namun tak selamanya belanja barang bermerek itu menjadi hal yang negatif kok! Sekarang banyak juga kaum sosialita yang mengubah hobi belanjanya ini menjadi salah satu investasi yang menggiurkan; tak hanya memutar uang saja, tapi juga bisa mencicipi koleksi terbaru dari sang investor.

Nah, kalau teman-teman mau ikutan berinvestasi seperti para sosialita di atas, kalian harus hapal juga yah sejarahnya! Bukan hanya hapal merek dan logonya saja. Malu dong kalau nanti ada klien yang newbie bertanya tentang detail merek tertentu, tapi kita sebagai investor tidak bisa menerangkannya.

Maka dari itu, kali ini kamini.id akan mencoba menerangkan beberapa rangkuman sejarah brand fashion dunia yang dijamin bisa menambah pengetahuan kalian! Yuk simak!

1. Louis Vuitton

Bila ada yang bertanya, apa merek apparels yang paling tersohor di seluruh dunia? Jawabannya pasti Louis Vuitton. Merek dagang dengan lambang LV yang menjadi signaturenya ini sudah merambah dunia fashion sejak sekitar tahun 1854; menjadikannya merek apparels pertama yang sukses menembus pasar fashion kelas kakap.

Louis Vuitton sendiri merupakan pria kelahiran 4 Agustus 1821 di Anchay, France. Dirinya menjadi seorang desiner bukan atas kemauannya sendiri. Sebenarnya Vuitton hanya memiliki kemampuan dalam membuat boks kayu. Namun saat Napoleon Bonaparte III ditahbiskan sebagai Kaisar di Perancis, kemampuan Vuitton akhirnya berkembang.

Sang istri Napoleon, seorang permaisuri dari Spanyol, mengetahui bakat Vuitton dalam membuat boks kayu terbaik. Ini membuat dirinya dipekerjakan sebagai pembuat boks kayu khusus pakaian pribadi bagi keluarga Napoleon.

Kesempatan ini membuat Vuitton menjadi sangat terkenal, akibat istri Napoleon yang memperkenalkannya kepada seluruh kolega keluarganya yang hampir semua berasal dari royal family.

Setelah berhenti dari keluarga Kaisar Napoleon III, Vuitton membangun usahanya sendiri bersama sang istri Clemence Emilie Parriaux yang dinikahinya pada 22 April 1854. Mulai dari sini lah, usaha dengan monogram LV (lambang quatrefoils dan bunga) yang meliputi jam tangan, pakaian, sepatu, aksesoris, dsb. mulai menjamur ke seluruh dunia.

Hingga saat ini, perusahaan LV sudah merebak ke 50 negara dengan retail shop yang menyentuh angka 500 toko bertempat di spot-spot kenamaan seperti Galleria Vittorio Emanuele II di Milan, Champs-Élysées di Paris, 66 Plaza di Shangai, The Fifth Avenue di Manhattan, Plaza Senayan di Indonesia dan masih banyak lainnya.

Dengan hasil penjualan sebesar € 9.7 miliar pada tahun 2013, para peneliti saham mengamini kalau pada tahun ini, LV masih tetap merajai brand fashion dunia dengan hasil penjualan terbanyak.

2. Hermès

Merupakan rival terbesar Louis Vuitton. Merek dagang lainnya yang memegang kuasa atas dunia fashion di seluruh dunia. Rumah mode asal Paris ini mengusung tema klasik dan vintage di setiap karyanya; warna-warna terang juga menjadi ciri khas Hermés.

Merek yang satu ini diakui sebagai satu-satunya merek fashion yang tidak ‘tersentuh’ dengan krisis ekonomi global. Pasalnya, masih banyak orang yang rela menggelontorkan uangnya untuk membeli produk Hermés di saat kurs mata uang di negaranya masing-masing sedang anjlok.

Adalah Thierry Hermes, pria kelahiran tahun 1801 di Krefeld, Jerman inilah yang pertama kali membuat rumah mode Hermés. Uniknya, barang-barang yang ia buat sebenarnya bukan untuk manusia, melainkan untuk kuda; mulai dari kekang, saddle, peralatan berkuda hingga kereta barang.

Itu semua ia buat di rumah produksi miliknya di Grand Boulevards, Paris guna memenuhi permintaan para bangsawan Eropa. Seiring bertambahnya usia, Thierry akhirnya mewariskan apa yang ia punya kepada anaknya, Charles-Emille Hermes. Berangkat dari warisan inilah, Charles mulai memproduksi barang-barang selain peralatan berkuda.

Walaupun begitu, barang-barang tersebut masih ada sangkut pautnya dengan kegiatan berkuda para bangsawan, seperti tas kulit, jaket, hingga scarf. Untuk mengenang awal mula Hermés terbentuk, para pewaris Hermés membuat logo yang terbilang unik. Sebuah kuda yang sedang menarik kereta pangeran. Logo ini yang membuatnya semakin dikenal para pemaham fashion.

Akibat perkembangan dunia fashion yang signifikan. Keluarga Hermés akhirnya terpengaruh untuk membuat inovasi baru. Sampai pada tahun 1970, Hermés mulai diakui sebagai brand ternama yang tak kalah baik dari brand kenamaan lainnya seperti Louis Vuitton.

Kini, Hermés tak hanya membuat tas, jaket atau scarf saja. Hermés juga membuat aksesoris, perhiasan mahal, pakaian mewah, sepatu, dasi sutera, sampai parfum! Dengan harga fantastis untuk setiap produknya, tak heran klien Hermés bukan sembarang orang.

Kabarnya, Paris Hilton, Nicole Kidman, Julianne Moore, Elle MacPherson, Elizabeth Hurley dan Madonna adalah deretan artis terkenal yang kerap kali menggunakan produk keluaran Hermés.

3. Marc Jacobs

Siapa sangka designer terkenal satu ini adalah anak broken home? Marc Jacobs sudah ditinggal Ayahnya meninggal sewaktu kecil dan harus menerima 3 Ayah tiri lainnya dari hasil 3 pernikahan ibunya yang tak berlangsung lama.

Mengalami gangguan psikis, Nenek Marc akhirnya mau mengurusnya dan mengharuskannya pindah ke New York. Di sinilah bakat seni Marc berkembang. Nenek Marc menyekolahkan dirinya di sebuah sekolah seni bernama Parson School of Design. Hanya dalam kurun waktu yang terbilang singkat, pada akhir masa studinya, Marc banyak memenangkan penghargaan atas seni design yang ia kuasai.

Salah satu karyanya adalah sebuah Op-Art Sweater yang dibuat oleh neneknya dan dikreasikan oleh Marc sendiri. Karyanya itu dilirik oleh Barbara Weiser, pemilik butik New York’s Charivari. Barbara akhirnya membeli kreasi Marc dan mengajaknya bekerja sama untuk memproduksi sweater tersebut dengan nama Marc Jacobs for Marc & Barbara.

Tak disangka, penjualan sweater itu meledak, membuat pebisnis fashion lainnya mengincar ide unik Marc. Maka akhirnya, Marc pun menjalin kerja sama dengan Robert Duffy, seorang eksekutif salah satu perusahaan fashion, pada tahun 1986 namun tak berlangsung lama.

Setelahnya, Marc kembali melebarkan sayap karirnya dengan bekerja sama dengan Louis Vuitton. Pihak LVMH membeli beberapa pakaian dari label Marc sendiri. Dalam naungan Louis Vuitton, Marc pun mulai mengembangkan koleksi pakaiannya dan diperlihatkan pada umum menggunakan model-model ternama seperti Stephen Sprouse, Takashi Murakami, Richard Prince hingga raper ternama Kanye West.

Setelah sukses dan percaya akan kemampuannya sendiri, Marc pun melepas kerja sama dengan LVMH pada musim panas tahun 2014. Kini, Marc Jacobs mulai bersaing dengan brand-brand lain yang pernah bekerjasama dengannya selama ini. Dengan gerai yang mencapai 285 di seluruh dunia; kuantitas dan kualitas dari brand Marc Jacobs selalu diperhitungkan di dunia fashion berbasis internasional.

4. Gucci

Menjadi peringkat ke 41 di “Top Global 100 Brands” dan masuk ke dalam posisi 38 pada survey ‘The Most Valuable Brands’ yang dibuat oleh majalah Forbes (2013) menjadikan Gucci sebagai salah satu merek produk fashion terbaik dan salah satu merek yang paling dicari di seluruh dunia.

Bagaimana tidak? Gucci selalu menghadirkan koleksi-koleksi yang sangat up-to-date dan berkelas sehingga banyak fashionista yang menunggu setiap peluncuran produk Gucci. Bukan hanya para fashionista saja, kalangan pebisnis yang bergerak di bidang entertainment dan majalah fashion ternama juga sama antusiasnya untuk menunggu koleksi-koleksi terbaru Gucci.

Siapa sangka, orang dibalik brand Gucci yang tersohor itu bukanlah orang yang mahir dalam bidang seni desain. Adalah Guccio Gucci, pendiri rumah produksi Gucci, lahir di Florence pada tahun 1881. Guccio bukanlah berasal dari kalangan yang berada, dia harus banting tulang untuk menghidupi dirinya sendiri.

Masa mudanya ia pakai untuk bekerja. Pada tahun 1897, Guccio bekerja di Hotel Savoy, London. Dari sini karirnya mulai berkembang; Hotel Savoy dipenuhi oleh tamu-tamu orang kaya dan pebisnis-pebisnis sukses yang sedang dalam business trip.

Saat itu, Guccio selalu melihat para tamu di hotel tempatnya bekerja menggunakan tas-tas kulit yang sangat bagus. Berkat kemampuan mengingatnya yang baik, Guccio mulai menggambarnya. Hingga suatu waktu, Guccio memutuskan untuk berhenti bekerja dan kembali ke Florence.

Guccio pun memulai kembali karirnya. Dia membangun rumah produksi kecil-kecilan yang membuat tas dan kantung bawaan yang sering dipakai oleh bangsawan yang senang berpergian menggunakan kuda. Berhubung saat itu di Italian produksi kulit sedang bagus, maka Guccio memanfaatkan kesempatan tersebut.

Para bangsawan yang membeli dan membawa tas kulit Guccio ke negara lain membuat para bangsawan di negara dikunjungi ingin membeli tas rancangan Guccio juga. Dalam keadaan seperti itu, Guccio menjadi sangat terkenal.

Hingga pada tahun 1936, rumah produksi Gucci berhasil membuat koper pertama yang langsung meledak di pasaran. Dari sinilah, seluruh produk Gucci terkenal sampai ke seluruh dunia. Kini, Gucci tak hanya memproduksi tas saja. Gucci membuat barang-barang lainnya seperti baju, jaket, sepatu, kacamata, selendang sutra, box kosmetik, dsb.

Baca Juga :Brand Jam Water Resistant Terbaik 

5. Prada

Brand satu ini memang sudah terkenal dari dulu. Terkenal di kalangan para jutawan dan bangsawan dari seluruh negeri karena design setiap produknya sangat elegan dan terlihat mewah. Jadi Prada sudah pasti bukan hal asing lagi bagi penyuka atau kolektor barang-barang branded; mulai dari model yang up-to-date hingga model vintage yang lebih disukai kaum jutawan.

Brand Prada sendiri dibentuk pada tahun 1913 oleh seorang pembuat produk-produk mewah yang terbuat dari kulit bernama Mario Prada. Pada awalnya, Mario Prada hanya memproduksi tas yang terbuat dari bahan walrus.

Namun karena alasan bahan walrus terlalu sulit untuk dibentuk karena berbobot lumayan berat, Mario mulai membuat inovasi; dirinya menggunakan bahan-bahan lain yang lebih mudah didapat dan harga jualnya yang baik seperti kristal atau kulit kerang.

Inovasi di atas disukai oleh para pelanggan Mario Prada sehingga produksi berbahan walrus dihentikan dan diganti dengan produksi berbahan lainnya. Terlampau tua, Mario Prada menyerahkan seluruh kerja kerasnya kepada Muccia Prada, cucu Mario. Mario ingin kalau cucunya bisa meneruskan bisnis produksi kulit miliknya.

Akhirnya setelah Prada jatuh ke tangan Muccia, manajemen di pabrik Prada berubah; Muccia menangani design untuk Prada sedangkan suami Muccia, Patrizio Baterlli, menangani penjualan. Kini Prada dikenal dengan designnya yang simple namun tidak menghilangkan kesan elegan. Selain itu Prada juga memiliki signature color sendiri; mulai dari warna hitam, abu-abu dan krem juga warna pastel.

Saat ini, Prada sudah bisa didampingkan dengan brand ternama lainnya di bidang fashion seperti Louis Vuitton atau Gucci. Angka penjualan Prada yang meliputi harga jual barang-barang; sepatu (pria & wanita), sabuk kulit, tas, baju, kacamata, ponsel dan lainnya juga bersaing dengan brand pendahulunya itu.

Melalui nama Prada pula, sang pewaris, Muccia Prada dinobatkan sebagai salah satu dari 30 wanita berpengaruh di Eropa (menurut American Financial Newspaper dan The Wall Street Journal). Banyak artis yang menjadi model Prada hingga menjadi pemakai tetap brand ini, diantaranya Cameron Diaz dan Uma Thurman.

6. Armani

Armani sendiri terkenal bukan di kalangan wanita, melainkan di kalangan para pria. Dibentuk guna memenuhi permintaan dan kebutuhan para pria metro yang sangat memperhatikan penampilan, Armani menjadi salah satu brand yang paling digemari oleh kaum Adam.

Walaupun tergolong baru karena baru terbentuk pada tahun 1970, Armani tidak kalah dengan brand lainnya. Hanya saja, Armani berfokus dengan men’s wear. Jadi jangan heran kalau teman-teman berkunjung ke gerai Armani, kebanyakan yang terpampang di display adalah baju dan aksesoris lelaki.

Adalah Giorgio Armani, orang dibalik terbentuknya brand Armani. Girogio sendiri bukanlah orang yang ahli dalam bidang fashion; dirinya merupakan lulusan dari fakultas ilmu kesehatan, Universitas Piacenza. Namun karena dirinya mengagumi akan glamour-nya Hollywood, rasa seninya pun timbul.

Giorgio yang saat itu sedang libur dari masa akademi militer selepas menyelesaikan studi di Universitas Piacenza, memutuskan untuk kembali ke Milan dan membuat mimpinya menjadi nyata, menjadi seorang designer handal. Ia bekerja di salah satu mall ternama di Milan bernama Le Rinascente dan bertemu dengan seorang designer, Nino Cerutti.

Nah itu dia 6 cerita menarik di balik brand fashion yang terkenal di dunia, semoga artikel ini membantu